Tafsir Surat Al-Waqi'ah Ayat 81-82: Kalian Dustakan Al-Qur'an, Rezeki dari Tuhan Kalian Makan
tafsir.portalislam.com - Halo sahabat portal islam yang dimuliakan oleh Allah Azza Wa Jalla, pada pembahasan kali ini kita akan mengupas tentang sikap orang yang meremehkan Al-Qur'an tapi memakan Rezeki dari Allah Azza Wa Jalla. Sungguhlah seharusnya seseorang merasa malu jika berada dalam kondisi yang demikian. Sebuah kondisi dimana karunia Rezeki yang datang dari Allah Azza Wa Jalla itu tidak akan pernah terputus sampai seorang hamba putus nafasnya dan putus ajalnya.
Allah SWT berfirman:
أَفَبِهَذَا الْحَدِيثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُونَ (81) وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ
Afabihadzal hadiitsi antum mudhinuun. Wataj’aluuna rizqakum tukadzdzibuun.
Artinya:
“Maka apakah kamu menganggap remeh Al-Quran ini? Kamu mengganti rizki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.” (Surat al-Waqi’ah ayat 81-82).
Allah Azza Wa Jalla menyindir orang yang meremehkan Al-Qur'an sementara mereka menikmati setiap karunia Rezeki yang Allah berikan kepada mereka tanpa rasa malu sedikitpun.
Bagaimana mungkin mereka bisa menganggap remeh Al-Qur'an setelah diterangkan kepadanya bahwa mereka tercipta dari setetes air mani? mereka juga tidak bisa menolak kematian, pun tentang hari kiamat, mereka sama sekali tidak mengetahui kapan waktu terjadinya.
Belum lagi mereka pura-pura tidak tahu bahwa rezeki yang mereka nikmati berasal dari Allah. Mereka tidak mau bersyukur pada Allah. Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dari Imam Ahmad, bahwa ayat 82 berkaitan dengan ucapan orang-orang Quraish yang menyatakan:
مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا بِنَجْمِ كَذَا وَكَذَا
Kita memperoleh hujan dengan bintang seperti ini dan ini, juga bintang seperti ini dan ini.
Bagaimana bisa menganggap remeh al-Qur’an, kitab mulia, terpelihara, tidak tersentuh oleh orang yang suci dan diturunkan dari Allah yang menciptakan manusia. Manusia bisa menilai sifat-sifat tersebut dari informasi yang dimuat al-Qur’an, dari pilihan kata serta susunannya, dan dengan membandingkannya dengan syair para penyair dan sihir para penyihir zaman dahulu.
Ucapan tersebut menunjukkan bahwa mereka lebih percaya atau bahkan hanya mempercayai posisi suatu bintang tertentu, yang sebelumnya ada bertepatan dengan turunnya hujan, untuk menentukan datangnya hujan. Mereka tidak menempatkan kebetulan-kebetulan tersebut di bawah keberadaan kuasa Allah ta’ala. Ini adalah kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang mempercayai mitos tertentu atau sebuah kebetulan, lebih dari keberadaan kuasa Allah atas segala sesuatu.
Surat al-Waqi’ah ayat 82 ini mengingatkan kita hendaknya mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah. Jangan hanya menikmati serta lupa dengan Dzat Yang Menciptakannya. Apalagi lantas mengaitkannya dengan mitos takhayul tertentu, atau lebih mempercayai penelitian manusia daripada kuasa Allah. Apalagi kita tahu dan yakin, bahwa Allah lah yang menciptakan dan menentukan segala sesuatu.
Demikanlah artkel mengenai tafsir surat al-waqiah mengenai orang yang meremahkan Al-Qur'an namun tetap menikmati karunia rezeki yang datang dari Allah Azza Wa Jalla.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow